Postingan

Mengenal Penafsir Nusantara "Syaikh Abdul Halim Hasan Binjai"

Biografi Syaikh Abdul Halim Hasan Binjai   1. Riwayat hidup beliau Nama pengarang Tafsir al-Ahkam adalah Syaikh Abdul Halim Hasan, di lahirkan di Binjai, Sumatera Utara, pada tanggal 15 Mei 1901. Orang tuanya bernama Hasan yang bekerja sebagai petani. Sejak kecil, Abdul Halim telah menunjukkan sifat-sifat yang terpuji. Ia tidak mau membuang waktunya sia-sia. Di samping membantu orang tuanya, waktunya dihabiskan untuk membaca buku-buku pelajaran. Melihat karya-karyanya, tampak bahwa Abdul Halim sejak kecil termasuk Si “Kutu Buku”. Bahkan tidak berlebihan jika disebut, ciri keulamaannya telah tampak sejak kecil yang ditunjukkannya dengan ketekunan dalam melaksanakan shalat fardhu lima waktu.  Tidak itu saja, ia juga merupakan anak yang sangat rajin menuntut ilmu, terlebih-lebih ilmu agama.   2. Pendidikan beliau Pendidikan Abdul Halim di mulai dari Sekolah Rakyat. Ia sangat suka mempelajari tentang ilmu keagamaan. Di antara gurunya: Fakih Saidi Haris, Haji Abdullah Umar, Syekh H.

Mengenal Tafsir Nusantara "Tafsir Depag"

TIM PENYUSUN AL-QUR’AN DAN TAFSIRNYA Pada mulanya, untuk menghadirkan Al-Qur’an dan Tafsirnya, Menteri Agama pada tahun 1972 membentuk tim penyusun yang disebut Dewan Penyelenggara Pentafsir Al-Qur’an yang diketuai oleh Prof. R.H.A. Soenarjo, S.H. dengan KMA No. 90 Tahun 1972, kemudian disempurnakan dengan KMA No. 8 Tahun 1973 dengan ketua tim Prof. H. Bustami A. Gani dan selanjutnya disempurnakan lagi dengan KMA No. 30 Tahun 1980 dengan ketua tim Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML. Susunan tim tafsir tersebut sebagai berikut: Tim penyusun pra edisi penyempurnaan: 1. Prof. K.H. Ibrahim Husein, LML., sebagai Ketua merangkap anggota. 2. K.H. Syukri Gazali, sebagai Wakil Ketua merangkap anggota. 3. K.H. Hoesein Thoib Sebagai Sekretaris merangkap anggota. 4. Prof. H. Bustami A.Gani, sebagai anggota. 5. Prof. Dr. K.H. Muchtar Yahya, sebagai anggota. 6. Drs Kamal Muchtar sebagai, sebagai anggota. 7. Prof. K.H. Anwar Musaddad, sebagai anggota. 8. K.H. Sapari, sebagai anggota. 9. Prof.

Mengenal Penafsir Nusantara "Oemar Bakri"

Biografi H. Oemar Bakry H. Oemar bakry Lahir di Desa Kacang di pinggir Danau Singkarak Sumatera Barat pada tanggal 26 juni 1916. Pendidikan awal yang beliau tempuh di Sekolah Desa di kacang. Setelah tamat disana dan Sekolah Sambungan di Singkaarak, beliau meneruskan pelajaran pada Sekolah Thawalib dan Diniyah Putra Padang Panjang. Tamat diniyah tahun 1931 dan Thawalib 1932. Kemudian melanjutkan pelajaran pada Kulliyatul Mu’allimin Islamiyah Padang. Tamat tahun 1936 dengan angka terbaik. Tahun 1954 masuk Fakultas Sastra Universitas Indonesia, tidak sampai tamat.  Semasa hidup, beliau menjadi guru pada Sekolah Thawalib di Padang pada tahun 1933 s.d tahun 1936. Guru pada sekolah Thawalib Padang Panjang dari tahun 1938 sampai masuk tentara Jepang. Juga direktur Sekolah Guru Muhammadiyah Padang Sidempuan tahun 1937, Direktur The Public Typewriting School yang didirikan 21 Januari 19938 di Padang Panjang. Kemudian namanya diganti dengan Taman Kemajuan dan masih bediri sampai sekara

Mengenal Penafsir Nusantara "KH. Abdur Rauf Singkel"

Biografi Penafsir  1. Asal Usul Abdur Rauf Singkel  Abdur Rouf adalah seorang  Mufassir  kebanggan melayu. Tanah kelahirannya adalah Fansur, Sinkel, Wilayah pantai barat laut Aceh.  Nama Lengkapnya adalah ‘Abd al-Ra’uf bin ‘Ali al-Fansuri al-Sinkili. Tidak ditemukan secarapasti tahun kelahirannya. Hanya saja mengikuti penghitungan mundur Rinkes, sebagaimana disinggung Azyumardi Azra dalam Jaringan Ulama, As singkili lahir pada 1024 H/1615 M. Oleh sebagian besar sejarawan, tahun tersebut disepakati sebagai tahun kelahirannya.  Menurut Hasjmi, nenek  moyang As Singkili  berasal dari Persia yang dating ke kesultanan Samudra Pasai pada akhir abad ke !3. Mereka kemudia menetap di Fansur, sebuah kota pelabuhan tua yang penting di Pantai Sumatra Barat. Lebih jauh dia mengatakan ayah As Singkili adalah kakak laki-laki dari Hamzah AlFansuri. Daly sebaliknya menyatakan bahwa ayah As Singkili ayah Syekh Ali Al Fansuri yang mana adalah seorang arab.    2. Pendidikan Beliau  Pendidikan As S

Mengenal Penafsir Nusantara "Syekh Nawawi Al-Bantani"

Biografi Syeikh Nawawi Al-Bantani Abu Abd Al-Muti’ Muhammad Nawawi ibnu Umar Al-Tanar Al-jawi Al-Bantani atau yang sering kita dan masyarakat dengar dengan nama Syeikh Nawawi Al-Bantani/Nawawi Banten. Syeikh Nawawi dilahirkan di kampung Tanara, Serang, Banten pada tahun 1813 M/1228 H. Pada tanggal 25 Syawwal 1314 H/29 Maret 1897 M. Syeikh Nawawi menghembuskan nafas yang terakhir kali yaitu pada saat berusia 84 tahun. Ia dimkmkan di Ma’la dekat dengan makam Siti Khadijah, Ummul Mukminin istri nabi. Sebagai tokoh kebanggan di Jawa khususnya daerah Bantern, umat Islam di desa Tanara, Tirtayasa Banten setiap Jum’at terakhir pada bulan Syawwal selalu diadakan Haul  untuk meperingati jejak peninggalan Syeikh Nawawi Al-Bantani. Pada tahun kelahiranya, kesultanan Banten berada dalam periode terakhir yang pada waktu itu diperintah oleh Sultan Muhammad Rafiuddin (1813-1820). Pada tahun 1813 M, Belanda melalui gubernur Rafles memaksa Sultan Rafiuddin untuk menyerahkan kekuasaanya karena tela

Mengenal Penafsir Nusantara "KH. Ahmad Sanusi"

A. BIOGRAFI AHMAD SANUSI Nama Ahmad Sanusi dapat dikatakan tidak setenar nama K.H. Hasyim Asyari  ataupun KH. Ahmad Dahlan . Ahmad Sanusi dilahirkan pada malam Jumat, tanggal 12 Muharram 1306 H. bertepatan dengan tanggal 18 September 1888 M. di Kampung Cantayan Desa Cantayan Kecamatan Cantayan Kabupaten Sukabumi (daerah tersebut dulunya bernama Kampung Cantayan Desa Cantayan Onderdistik Cikembar, Distrik Cibadak, Afdeling Sukabumi). Anak ketiga dari pasangan KH. Abdurrohim dengan Ibu Empok. Dilihat dari silsilah keluarganya, Ahmad Sanusi masih keturunan Syeikh Abdul Muhyi Pamijahan seorang waliyullah yang berada di daerah Pamijahan, Tasikmalaya.  Sebagai seorang putra kyai membuat Ahmad Sanusi menjadi perhatian banyak orang, baik dari santri maupun dari masyarakat sekitar pesantren. Ketika Ahmad Sanusi menginjak usia 7 sampai 10 tahun, ia diberi tugas oleh ayahnya untuk mengembala kambing miliknya, dan dari usia 11 sampai 15 tahun beliau tetap diberi tugas mengembalakan hewan pelih